Senin, 27 Mei 2013

LEGENDA PETILASAN INDRAJIT

           PETILASAN INDRAJIT
DESA KARANGANYAR KECAMATAN GANDRUNGMANGU
KABUPATEN CILACAP






 






















PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
UPT DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SDN KARANGANYAR 03
KECAMATAN GANDRUNGMANGU KABUPATEN CILACAP 53254
Jl. Slamet Riyadi No.10 Karanganyar Kec. Gandrungmangu







PETILASAN  INDRAJIT

            Istilah petilasan atau tempat istirahat  yang terkenal dengan sebutan petilasan Indrajit. Terkisah di sebuah desa  yakni Desa Karanganyar Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap di Propinsi Jawa Tengah. Desa Karanganyar merupakan desa  yang sebagian penduduknya bermata pencaharian bertani. Kemakmuran dan kesejahteraan desa itu tercermin dari masyarakatnya yang peduli terhadap perkembangan kemajuan jaman. Karena letaknya yang cukup jauh dari kota kecamatan terkadang informasi kemajuan-kemajuan  pembangunan pun terhambat.
Desa Karanganyar terletak diperbatasan desa Penyarang  dan Karanggedang yang masuk wilayah Kecamatan Sidareja bagian utara, disebelah timur desa ini berbatasan dengan desa Cinangsi yang masih masuk dalam wilayah kecamatan Gandrungmangu. Adapun wilayah desa Karanganyar bagian barat adalah berbatasan dengan desa Wringinharjo yang semula adalah masuk wilayah desa Karanganyar namun karena seiring kemajuan perkembangan pembangunan desa Karanganyar di bagi menjadi dua wilayah yakni wilayah Karanganyar dan wilayah Wringinharjo. Pemekaran kedua desa Wringinharjo dan Karanganyar itu terjadi pada tahun 1990 an yang pada waktu itu tampuk kepemipinan desa dipimpin oleh Bapak Paijo Notoraharjo. Adapun batas desa Karanganyar disebelah selatan adalah desa Muktisari yang merupakan masih satu wilayah kecamatan Gandrungmangu.
Hamparan sawah yang menghijau seraya menyapa ramahnya penduduk desa ini seakan membuat hati para petani berbunga-bunga mengharap tanaman padinya tumbuh dengan subur. Hari demi hari tepian onggokan gunung seakan menghiasi tingginya pohon jati yang baru saja meranggas seakan menghiasi dan menatap lajunya kendaraan desa yang  kerap melintasi jalan berbelok di tepian  petilasan INDRAJIT.
Penduduk setempat sudah tidak asing lagi ketika mendengar sebutan petilasan atau panembahan Indrajit. Karena letaknya di desa ini tepat berada di sekitar jalan berbelok-belok dan dikelilingi tanah belukar serta pepohonan jati yang setiap orang memandang dan melewati jalan itu merinding bulu kuduknya jika kebetulan lewat pada  saat-saat tertentu, misalnya pada malam hari atau waktu - waktu keramat.
Alkisah sebelum abad dua puluh satu, tersebutlah kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Wilayah kerajaan Pajajaran berada di daerah Pasundan. Rakyat Pajajaran pun terlihat hidup tentram dan damai dibawah kepemimpinan raja Pajajaran yang memiliki watak yang baik itu.
Dengan langkah tegap dan gagah berani serta mengenakan peraga busana senopati yang begitu lengkap, senopati Dayeuhluhur melangkahkan kakinya meniatkan hatinya yang teguh untuk menjalankan perintah rajanya yakni pergi mencari makam kuda Sembrani.
Hi….hi…..hi…..hi…..hiiiiiiiik kadang terlintas suara yang dia cari. Padahal suara itu jelas tidak mungkin ada karena yang di cari memang telah tiada. Kuda sembrani merupakan kendaraan dari ratu yang terkenal cantik dan pemberani. Karena Ratu Trembini merupakan penguasa Nusakambangan. Keseharian ratu Trembini menaiki kuda Sembrani itu sebagai lambang keberanian ratu yang terkenal itu di pegunungan Nusakambangan.
            Hari demi hari dari waktu ke waktu senopati tetap tegar dalam pencarian makam tersebut .karena titah seorang raja bagi seorang senopati adalah pantang menolaknya.
Mengapa senopati Dayeuhluhur begitu gigih perjuangannya dalam pencarian makam ratu Trembini dan makam kuda sembrani? Itulah tadi seorang senopati pantang menolak tugas rajanya, biarpun siang malam mandi keringat, berjalan tanpa ujung, dan perut dibiarkan berkencongan karena jarang terisi makanan, jika belum menemukan apa yang diperintahkan raja dalam hatinya ia berkata mati dalam rimba raya pun rela.
Sementara suasana kerajaan Pajajaran biarpun masyarakatnya terlihat aman tentram dan tenang serta damai, dalam hati sang raja berkecamuk, adakah keberhasilan setelah aku mengutus senopati? Yakni senopati Dayeuhluhur. Mengapa dia tak kunjung datang, bagaimana keadaan senopati saat ini, sudahkah ia menemukan apa yang ia cari. Rasa cemas selalu menyelimuti hati sang raja yakni antara bijak dan sabar yang ia terapkan dalam kesehariannya dalam memimpin rakyatnya. Adakah jawaban dalam mimpi-mimpiku beberapa hari yang lalu sehingga berani mengutus senopati pergi meninggalkan Pajajaran.
Apa yang akan terjadi setelah sang raja memaknai mimpi-mimpinya dan mengutus senopatinya. Kadang rasa aman  dan yakin muncul dalam benak Sang raja akan kebenaran dalam mimpinya.
            Lain dengan senopati yang ternyata hatinya tetap tegar, berani dan tanggung jawab menjalankan tugasnya, tanpa sedikitpun senopati Dayeuhluhur mempunyai keraguan dalam menjalankan tugasnya yakni mencari makam kuda Sembrani dan Ratu Trembini.
Walhasil seperti apa yang senopati harapkan. Ketika sedang duduk di bawah pohon kelapa di tepi pantai sambil mengayunkan tutup kepala untuk sekedar menghilangkan keringat, dia kibas-kibaskan tutup kepala itu sambil mata menatap dari kejauhan ada sebuah gundukan tanah tua. Dikelilingi rumput merata terus saja senopati menikmati semilirnya angin yang datang dari laut Cilacap itu, tiba-tiba muncul dalam benak hatinya. Inikah yang saya cari? Tak sia-siakan waktu senopati itu terdorong oleh semilirnya angin tiba-tiba sampai di dekat gundukan tanah yang dimaksud. Sampai-sampai topi penutup kepalanya tertinggal tak terasa dan sadar bahwa topinya tertinggal ketika ia sudah yakin bahwa inilah yang saya cari.
Tepat berada di daerah donan didekat laut di situlah tiba-tiba …………………
            Hi…….hi….hiiiiiiiiiiik terlintas lagi dibenaknya suara yang pernah dibayangkan, ternyata makamnya ada di sini. Makam kuda Sembrani telah ditemukan oleh senopati Dayeuhluhur, ternyata Ratu Trembini sebagai ratu Nusakambangan adalah seorang raksasa wanita besar dan pemberani serta sakti dan dia  memiliki seorang anak Pulebaas namanya. Pulebaas waktu itu sedang jatuh cinta pada anak raja Pajajaran .Wengku Cipto Roso namanya. Wengku Cipto Roso adalah seorang putri yang berjiwa disiplin ,berpendirian teguh serta tangkas dan cakap kepribadiannya. Suatu hari termenung di pendopo kerajaan,Cipto Roso meyakinkan dirinya bahwa suatu ketika akan datang jodoh bagi dirinya seorang pendamping yang dapat di andalkan menggantikan tahta kerajaan Pajajaran. Namun disisi lain cinta Pulebaas sangat menggebu gebu  ingin segera meminang Wengku Cipto Roso yang kelak akan dijadikan permaisuri di Nusakambangan. Pulebaas jatuh hati dan berniat meminang Wengku Cipto Roso yakni anak dari Raja Pajajaran, Pulebaas sangat berharap pinangannya diterima oleh Wengku Cipto Roso. Namun apa hendak dikata.cinta Pulebaas kepada Wengku Cipto Roso ditolak dengan mengajukan persyaratan.yakni asalkan Pulebaas bisa melebarkan kain putihnya sepanjang Pajajaran menuju Nusakambangan, maka Wengku Cipto Roso  bersedia menjadi istri Pulebaas
            Wahai kakang Pulebaas ……bukan dinda menolak cinta kakang ,namun memang harus ada syarat yang kakang penuhi dan laksanakan agar perjalanan cinta kita menjadi buah kebahagiaan,tolonglah kakang….penuhi permintaan dinda. Dalam hati Cipto Roso berkecamuk doa ….dia sangat berharap agar kakang Pulebaas tak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan itu.
Oh……dinda Cipto Roso ………kakang ingin segera menikah dengan mu maka meruntuhkan langit pun….!!! Jika itu permintaanmu akan kakanda turuti asalkan kau bisa menjadi permaisuriku.ha…ha…ha…..ha…dengan penuh kesombongan Pulebaas menantang permintaan Cipto Roso. Namun sang hyang widi berkehendak lain………..maka…………..
Persyaratan tersebut sebagai amanat dari ratu keluarga raja Pajajaran yang akhirnya dibawa pulang menuju ratu Nusakambangan. Para punggawa kerajaan  ketika menuju pulang ke Nusakambangan mengalami beberapa rintangan dan hambatan termasuk rintangan-rintangan di tengah hutan jati.
            Suatu ketika utusan raja Pajajaran merasa sangat lelah dan ingin beristirahat maka duduklah di tengah hutan jati ditepian jalan yang penuh belokan, dan mereka beristirahat, mereka berfikir agar tempat ini selanjutnya dijadikan tempat beristirhat para utusan raja dan berembuk tentang persyaratan yang diminta oleh Wengku Cipto Roso. Ternyata rencana itu disetujui untuk berembuk yang kesekian kalinya.
Hari demi hari ternyata waktu bertambah tak terasa. Pasukan ratu Trembini pun siap bertemu di tempat yang telah ditentukan. Ternyata pertemuan itu tidak menghasilkan kesepakatan yang diharapkan, bahkan membuahkan hasil peperangan antara utusan ratu Trembini dan utusan raja Pajajaran, di tempat itulah pertempuran terjadi dengan sengit karena tidak tercipta kesepakatan dan Pulebaas gagal meminang Wengku Cipto Roso. Prajurit satu demi satu mati bergelimpangan mereka saling pukul, saling adu jotos dan saling adu kekuatan serta adu kesaktian. Sehingga banyak kematian mereka menjadi tidak sempurna.
            Diantara prajurit yang berperang ternyata hanya Senopati yang masih hidup yang tidak terluka., maka berdiamlah dia merenungi langkah selanjutnya sebagai seorang Senopati. Terasa dalam pandangan matanya pecah-pecah seperti kabur tak menentu. Sulit memandang seperti tertutup kabut. Aduuuuuh mata saya … dalam hatinya bergumam sendiri. Mataku kelihatannya pecah-pecah. Aduh… saya terdampar di tempat ini. Mungkinkah aku bisa pulang? Gumamnya. Prajurit tersebut bicara sendiri, “Jika aku di beri hidup karena mataku yang pecah pecah ini, di tempat ini maka saya akan berpesan kepada kawan yang bisa saya temui. Bahwa tempat ini akan saya namakan petilasan Indrajit”.
Ternyata sampai beberapa hari dia berhasil sehat kembali .dan sampai sekarang tempat itu terkenal dengan nama Indrajit. Indrajit artinya Indra itu panca indra yakni indara mata atau pandangan. Jit artinya putus-putus atau kabur, sehingga dapat diartikan Indrajit adalah pandangan yang putus-putus atau kabur. Sedangkan tanah menjulang tinggi yang menyerupai tebing atau tanah tinggi yang konon ceritanya untuk beristirahat para prajurit raja Pajajaran. Sejak itulah tempat itu terkenal dengan sebutan petilasan Indrajit.
Ada mitos yang muncul bahwa petilasan Indrajit itu angker, sering orang datang minta berkah atau tujuan kebaikan supaya terkabul. Sering muncul hantu di sekitar hutan itu dan lain sebagainya. Itu merupakan mitos yang diyakini para nenek moyang kita pada jaman sebelumnya. Ada juga mitos yang muncul dan berpengaruh terhadap masyarakat konon ceritanya setiap bulan Sura desa harus diruat. Caranya adalah dengan ritual –ritual yang sudah disusun atau dikemas para pemuka masyarakat atau tetua-tetua desa Karanganyar harus menaburkan garam di bulan Sura di sepanjang jalan desa Karanganyar. Maksudnya adalah untuk kemakmuran masyarakat desa karena garam berguna untuk pupuk dan untuk kesuburan maka ini di gambarkan sebagai kesuburan dan kemakmuran desa Karanganyar. Bahkan konon ceritanya di tengah-tengah wilayah desa karanganyar ada titik  perempatan kain morinya ratu Trembini dan raja Pajajaran yang apa bila ditarik garis lurus ada empat pemakaman  atau sering di sebut panembahan yakni, Panembahan Mbah Dalem, Panembaham Mbah Sepah, Panembahan Damar Wulan dan Panembahan Tuan Segara. sehingga setiap tampuk kepemimpinan desa Karanganyar apabila  dijalani dengan berbuat sekehendak hatinya maka celakalah bagi pemimpin yang menjalankannya konon ceritanya tidak akan panjang umurnya ,namun sebaliknya jika kepemimpinan desa karanganayar dijalani  dengan jujur dan bijaksana serta professional dan bisa mengayomi rakyatnya maka masyarakat desa akan makmur,sejahtera, aman, tentram dan damai.
Itulah cerita tentang petilasan Indrajit.















Biodata Penulis


Nama                    : Rumsiyah, A.Ma.Pd.
NIP                        : 19550208 198702 2 001
Pangkat / Gol        : Pembina / IV A
Unit Kerja              : SD Negeri Karanganyar 03
Kecamatan            : Gandrungmangu
Kabupaten             : Cilacap

























Cerita ini diambil dari sebuah legenda di desa Karanganyar Kecamatan Gandrungmangu kab. Cilacap dengan nara sumber:

1.    Nama             : Embah Karsono
Umur              :  85 Tahun
Status             :  Sesepuh Desa Karanganyar Kec. Gandrungmangu
Alamat            : Ds. Ciloning RT 01 / 4 Ds. Karanganyar Kec. Gandrungmangu Cilacap
2.    Nama             : Embah Taslim
Umur              :  72 Tahun
Status             :  Tokoh Masyarakat Desa Karanganyar Kec. Gandrungmangu
Alamat           : Ds. Ciloning  RT 05 / III Desa Karanganyar Kec. Gandrungmangu Kab.              Cilacap







                                                  





























PENDAFTARAN
LOMBA BERCERITA BAGI SISWA TINGKAT SD KE KABUPATEN CILACAP
TAHUN 2013


Nama Siswa                                       : AHMAD SAWALDI AL QUDUSI
Tempat, Tanggal Lahir                    : Jakarta, 27 Desember 2002
Jenis Kelamin                                   : Laki-laki
K e l a s                                              : V (Lima)
Asal Sekolah                                     : SDN Karanganyar 03
Alamat Sekolah                                : Jl. Slamet Riyadi No. 10 Karanganyar
Upt Disdikpora                                 : Kecamatan Gandrungmangu
Cerita yang Akan Dibawakan        :
Judul                                                  : Petilasan Indrajit
Sinopsis                                             :

Di desa Karanganyar terdapat tempat yang di anggap keramat yang letaknya di daerah pengunungan di tepi jalan yang berbelok-belok. Dalam kisahnya ratu Pajajaran mengutus senopati Dayaehluhur untuk mencari makam kuda Sembrani. Kuda Sembrani adalah kendaraannya ratu Trembini dari Nusakambangan. Tujuannya adalah bahwa ratu Pajajaran ingin nyekar atau ziarah ke pemakaman kuda Sembrani. Adapun Pulebaas yaitu Putra ratu Trembini yang jatuh cinta kepada putri ratu Pajajaran yang bernama Wengku Cipto Roso. Akan tetapi sang putri tidak suka. Karena harus menikah dengan Pulebaas, tetapi tidak suka maka putri Wengku Cipto Roso mengajukan permintaan dengan maksud agar permintaannya tidak akan terkabul. Permintaanya adalah Pulebaas harus menggelar kain putih sepanjang Pajajaran sampai Nusakambangan. Ternyata permintaan putri Wengku Cipto Roso tidak dapat di kabulkan oleh Pulebaas. Karena tidak ada kesepakatan lagi maka terjadi peperangan antara pasukan Pulebaas dan balatentara dan putri Pajajaran. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran itu. Tapi ada salah satu prajurit yang masih hidup. Tetapi pandangannya selalu kabur. Kadang melihat-kadang tidak. Kadang pula pandangannya pecah-pecah. Kerena tempat itu terjadi Fenomena seperti itu maka tempat itu dinamai Indrajit. Indra artinya Penglihatan atau pandangan sedangkan Jit artinya pecah-pecah atau Kabur. Adapun tempat itu angker karena banyak prajuit yang gugur dalam pertempuran itu. Sehingga banyak arwah mati penasaran.



Karanganyar, 21 Mei 2013

Mengetahui
Kepala UPT Disdikpora Kecamatan Gandrungmangu




SUNARTO, S.Pd.MM
NIP. 19590902 197911 1 003

 
 










FOTO INI DI AMBIL PADA KEGIATAN MEMPERINGATI HARI R.A KARTINI
SD NEGERI KARANGANYAR 03 KEC. GANDRUNGMANGU KAB. CILACAP
TAHUN 2013