PETILASAN INDRAJIT
DESA
KARANGANYAR KECAMATAN GANDRUNGMANGU
KABUPATEN
CILACAP
PEMERINTAH
KABUPATEN CILACAP
UPT DINAS
PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SDN
KARANGANYAR 03
KECAMATAN
GANDRUNGMANGU KABUPATEN CILACAP 53254
Jl. Slamet
Riyadi No.10 Karanganyar Kec. Gandrungmangu
PETILASAN INDRAJIT
Istilah petilasan atau tempat istirahat yang terkenal dengan sebutan petilasan
Indrajit. Terkisah di sebuah desa yakni Desa
Karanganyar Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap di Propinsi Jawa Tengah. Desa
Karanganyar merupakan desa yang sebagian
penduduknya bermata pencaharian bertani. Kemakmuran dan kesejahteraan desa itu
tercermin dari masyarakatnya yang peduli terhadap perkembangan kemajuan jaman. Karena
letaknya yang cukup jauh dari kota kecamatan terkadang informasi
kemajuan-kemajuan pembangunan pun
terhambat.
Desa
Karanganyar terletak diperbatasan desa Penyarang dan Karanggedang yang masuk wilayah Kecamatan
Sidareja bagian utara, disebelah timur desa ini berbatasan dengan desa Cinangsi
yang masih masuk dalam wilayah kecamatan Gandrungmangu. Adapun wilayah desa
Karanganyar bagian barat adalah berbatasan dengan desa Wringinharjo yang semula
adalah masuk wilayah desa Karanganyar namun karena seiring kemajuan
perkembangan pembangunan desa Karanganyar di bagi menjadi dua wilayah yakni
wilayah Karanganyar dan wilayah Wringinharjo. Pemekaran kedua desa Wringinharjo
dan Karanganyar itu terjadi pada tahun 1990 an yang pada waktu itu tampuk
kepemipinan desa dipimpin oleh Bapak Paijo Notoraharjo. Adapun batas desa
Karanganyar disebelah selatan adalah desa Muktisari yang merupakan masih satu
wilayah kecamatan Gandrungmangu.
Hamparan sawah
yang menghijau seraya menyapa ramahnya penduduk desa ini seakan membuat hati
para petani berbunga-bunga mengharap tanaman padinya tumbuh dengan subur. Hari
demi hari tepian onggokan gunung seakan menghiasi tingginya pohon jati yang
baru saja meranggas seakan menghiasi dan menatap lajunya kendaraan desa
yang kerap melintasi jalan berbelok di
tepian petilasan INDRAJIT.
Penduduk
setempat sudah tidak asing lagi ketika mendengar sebutan petilasan atau
panembahan Indrajit. Karena letaknya di desa ini tepat berada di sekitar jalan
berbelok-belok dan dikelilingi tanah belukar serta pepohonan jati yang setiap
orang memandang dan melewati jalan itu merinding bulu kuduknya jika kebetulan
lewat pada saat-saat tertentu, misalnya
pada malam hari atau waktu - waktu keramat.
Alkisah sebelum
abad dua puluh satu, tersebutlah kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh seorang
raja yang arif dan bijaksana. Wilayah kerajaan Pajajaran berada di daerah
Pasundan. Rakyat Pajajaran pun terlihat hidup tentram dan damai dibawah
kepemimpinan raja Pajajaran yang memiliki watak yang baik itu.
Dengan langkah
tegap dan gagah berani serta mengenakan peraga busana senopati yang begitu
lengkap, senopati Dayeuhluhur melangkahkan kakinya meniatkan hatinya yang teguh
untuk menjalankan perintah rajanya yakni pergi mencari makam kuda Sembrani.
Hi….hi…..hi…..hi…..hiiiiiiiik
kadang terlintas suara yang dia cari. Padahal suara itu jelas tidak mungkin ada
karena yang di cari memang telah tiada. Kuda sembrani merupakan kendaraan dari
ratu yang terkenal cantik dan pemberani. Karena Ratu Trembini merupakan
penguasa Nusakambangan. Keseharian ratu Trembini menaiki kuda Sembrani itu
sebagai lambang keberanian ratu yang terkenal itu di pegunungan Nusakambangan.
Hari demi hari dari waktu ke waktu senopati tetap tegar
dalam pencarian makam tersebut .karena titah seorang raja bagi seorang senopati
adalah pantang menolaknya.
Mengapa senopati Dayeuhluhur
begitu gigih perjuangannya dalam pencarian makam ratu Trembini dan makam kuda
sembrani? Itulah tadi seorang senopati pantang menolak tugas rajanya, biarpun
siang malam mandi keringat, berjalan tanpa ujung, dan perut dibiarkan
berkencongan karena jarang terisi makanan, jika belum menemukan apa yang diperintahkan
raja dalam hatinya ia berkata mati dalam rimba raya pun rela.
Sementara
suasana kerajaan Pajajaran biarpun masyarakatnya terlihat aman tentram dan
tenang serta damai, dalam hati sang raja berkecamuk, adakah keberhasilan
setelah aku mengutus senopati? Yakni senopati Dayeuhluhur. Mengapa dia tak
kunjung datang, bagaimana keadaan senopati saat ini, sudahkah ia menemukan apa
yang ia cari. Rasa cemas selalu menyelimuti hati sang raja yakni antara bijak dan
sabar yang ia terapkan dalam kesehariannya dalam memimpin rakyatnya. Adakah
jawaban dalam mimpi-mimpiku beberapa hari yang lalu sehingga berani mengutus
senopati pergi meninggalkan Pajajaran.
Apa yang akan terjadi
setelah sang raja memaknai mimpi-mimpinya dan mengutus senopatinya. Kadang rasa
aman dan yakin muncul dalam benak Sang
raja akan kebenaran dalam mimpinya.
Lain dengan senopati yang ternyata hatinya tetap tegar, berani
dan tanggung jawab menjalankan tugasnya, tanpa sedikitpun senopati Dayeuhluhur
mempunyai keraguan dalam menjalankan tugasnya yakni mencari makam kuda Sembrani
dan Ratu Trembini.
Walhasil seperti apa yang
senopati harapkan. Ketika sedang duduk di bawah pohon kelapa di tepi pantai
sambil mengayunkan tutup kepala untuk sekedar menghilangkan keringat, dia
kibas-kibaskan tutup kepala itu sambil mata menatap dari kejauhan ada sebuah
gundukan tanah tua. Dikelilingi rumput merata terus saja senopati menikmati
semilirnya angin yang datang dari laut Cilacap itu, tiba-tiba muncul dalam
benak hatinya. Inikah yang saya cari? Tak sia-siakan waktu senopati itu
terdorong oleh semilirnya angin tiba-tiba sampai di dekat gundukan tanah yang
dimaksud. Sampai-sampai topi penutup kepalanya tertinggal tak terasa dan sadar
bahwa topinya tertinggal ketika ia sudah yakin bahwa inilah yang saya cari.
Tepat berada di daerah
donan didekat laut di situlah tiba-tiba …………………
Hi…….hi….hiiiiiiiiiiik terlintas lagi dibenaknya suara
yang pernah dibayangkan, ternyata makamnya ada di sini. Makam kuda Sembrani
telah ditemukan oleh senopati Dayeuhluhur, ternyata Ratu Trembini sebagai ratu
Nusakambangan adalah seorang raksasa wanita besar dan pemberani serta sakti dan
dia memiliki seorang anak Pulebaas namanya.
Pulebaas waktu itu sedang jatuh cinta pada anak raja Pajajaran .Wengku Cipto
Roso namanya. Wengku Cipto Roso adalah seorang putri yang berjiwa disiplin
,berpendirian teguh serta tangkas dan cakap kepribadiannya. Suatu hari
termenung di pendopo kerajaan,Cipto Roso meyakinkan dirinya bahwa suatu ketika
akan datang jodoh bagi dirinya seorang pendamping yang dapat di andalkan
menggantikan tahta kerajaan Pajajaran. Namun disisi lain cinta Pulebaas sangat
menggebu gebu ingin segera meminang
Wengku Cipto Roso yang kelak akan dijadikan permaisuri di Nusakambangan. Pulebaas
jatuh hati dan berniat meminang Wengku Cipto Roso yakni anak dari Raja
Pajajaran, Pulebaas sangat berharap pinangannya diterima oleh Wengku Cipto
Roso. Namun apa hendak dikata.cinta Pulebaas kepada Wengku Cipto Roso ditolak
dengan mengajukan persyaratan.yakni asalkan Pulebaas bisa melebarkan kain
putihnya sepanjang Pajajaran menuju Nusakambangan, maka Wengku Cipto Roso bersedia menjadi istri Pulebaas
Wahai kakang Pulebaas ……bukan dinda menolak cinta kakang
,namun memang harus ada syarat yang kakang penuhi dan laksanakan agar
perjalanan cinta kita menjadi buah kebahagiaan,tolonglah kakang….penuhi
permintaan dinda. Dalam hati Cipto Roso berkecamuk doa ….dia sangat berharap
agar kakang Pulebaas tak bisa memenuhi persyaratan yang diajukan itu.
Oh……dinda Cipto Roso
………kakang ingin segera menikah dengan mu maka meruntuhkan langit pun….!!! Jika
itu permintaanmu akan kakanda turuti asalkan kau bisa menjadi
permaisuriku.ha…ha…ha…..ha…dengan penuh kesombongan Pulebaas menantang
permintaan Cipto Roso. Namun sang hyang widi berkehendak lain………..maka…………..
Persyaratan tersebut
sebagai amanat dari ratu keluarga raja Pajajaran yang akhirnya dibawa pulang
menuju ratu Nusakambangan. Para punggawa kerajaan ketika menuju pulang ke Nusakambangan
mengalami beberapa rintangan dan hambatan termasuk rintangan-rintangan di tengah
hutan jati.
Suatu ketika utusan raja Pajajaran merasa sangat lelah
dan ingin beristirahat maka duduklah di tengah hutan jati ditepian jalan yang
penuh belokan, dan mereka beristirahat, mereka berfikir agar tempat ini
selanjutnya dijadikan tempat beristirhat para utusan raja dan berembuk tentang
persyaratan yang diminta oleh Wengku Cipto Roso. Ternyata rencana itu disetujui
untuk berembuk yang kesekian kalinya.
Hari demi hari
ternyata waktu bertambah tak terasa. Pasukan ratu Trembini pun siap bertemu di
tempat yang telah ditentukan. Ternyata pertemuan itu tidak menghasilkan
kesepakatan yang diharapkan, bahkan membuahkan hasil peperangan antara utusan
ratu Trembini dan utusan raja Pajajaran, di tempat itulah pertempuran terjadi
dengan sengit karena tidak tercipta kesepakatan dan Pulebaas gagal meminang
Wengku Cipto Roso. Prajurit satu demi satu mati bergelimpangan mereka saling
pukul, saling adu jotos dan saling adu kekuatan serta adu kesaktian. Sehingga
banyak kematian mereka menjadi tidak sempurna.
Diantara prajurit yang berperang ternyata hanya Senopati
yang masih hidup yang tidak terluka., maka berdiamlah dia merenungi langkah
selanjutnya sebagai seorang Senopati. Terasa dalam pandangan matanya
pecah-pecah seperti kabur tak menentu. Sulit memandang seperti tertutup kabut.
Aduuuuuh mata saya … dalam hatinya bergumam sendiri. Mataku kelihatannya
pecah-pecah. Aduh… saya terdampar di tempat ini. Mungkinkah aku bisa pulang?
Gumamnya. Prajurit tersebut bicara sendiri, “Jika aku di beri hidup karena
mataku yang pecah pecah ini, di tempat ini maka saya akan berpesan kepada kawan
yang bisa saya temui. Bahwa tempat ini akan saya namakan petilasan Indrajit”.
Ternyata sampai
beberapa hari dia berhasil sehat kembali .dan sampai sekarang tempat itu
terkenal dengan nama Indrajit. Indrajit artinya Indra itu panca indra yakni indara
mata atau pandangan. Jit artinya putus-putus atau kabur, sehingga dapat
diartikan Indrajit adalah pandangan yang putus-putus atau kabur. Sedangkan tanah
menjulang tinggi yang menyerupai tebing atau tanah tinggi yang konon ceritanya
untuk beristirahat para prajurit raja Pajajaran. Sejak itulah tempat itu
terkenal dengan sebutan petilasan Indrajit.
Ada mitos yang
muncul bahwa petilasan Indrajit itu angker, sering orang datang minta berkah
atau tujuan kebaikan supaya terkabul. Sering muncul hantu di sekitar hutan itu
dan lain sebagainya. Itu merupakan mitos yang diyakini para nenek moyang kita
pada jaman sebelumnya. Ada juga mitos yang muncul dan berpengaruh terhadap
masyarakat konon ceritanya setiap bulan Sura desa harus diruat. Caranya adalah dengan
ritual –ritual yang sudah disusun atau dikemas para pemuka masyarakat atau
tetua-tetua desa Karanganyar harus menaburkan garam di bulan Sura di sepanjang
jalan desa Karanganyar. Maksudnya adalah untuk kemakmuran masyarakat desa
karena garam berguna untuk pupuk dan untuk kesuburan maka ini di gambarkan
sebagai kesuburan dan kemakmuran desa Karanganyar. Bahkan konon ceritanya di
tengah-tengah wilayah desa karanganyar ada titik perempatan kain morinya ratu Trembini dan
raja Pajajaran yang apa bila ditarik garis lurus ada empat pemakaman atau sering di sebut panembahan yakni,
Panembahan Mbah Dalem, Panembaham Mbah Sepah, Panembahan Damar Wulan dan
Panembahan Tuan Segara. sehingga setiap tampuk kepemimpinan desa Karanganyar apabila dijalani dengan berbuat sekehendak hatinya
maka celakalah bagi pemimpin yang menjalankannya konon ceritanya tidak akan
panjang umurnya ,namun sebaliknya jika kepemimpinan desa karanganayar dijalani dengan jujur dan bijaksana serta professional
dan bisa mengayomi rakyatnya maka masyarakat desa akan makmur,sejahtera, aman,
tentram dan damai.
Itulah cerita
tentang petilasan Indrajit.
Biodata
Penulis
Nama :
Rumsiyah, A.Ma.Pd.
NIP :
19550208 198702 2 001
Pangkat / Gol :
Pembina / IV A
Unit Kerja :
SD Negeri Karanganyar 03
Kecamatan :
Gandrungmangu
Kabupaten :
Cilacap
Cerita ini diambil dari sebuah legenda
di desa Karanganyar Kecamatan Gandrungmangu kab. Cilacap dengan nara sumber:
1. Nama :
Embah Karsono
Umur : 85 Tahun
Status : Sesepuh Desa Karanganyar Kec. Gandrungmangu
Alamat :
Ds. Ciloning RT 01 / 4 Ds. Karanganyar Kec. Gandrungmangu Cilacap
2. Nama :
Embah Taslim
Umur :
72 Tahun
Status : Tokoh Masyarakat Desa Karanganyar Kec.
Gandrungmangu
Alamat : Ds. Ciloning RT 05 / III Desa Karanganyar Kec.
Gandrungmangu Kab. Cilacap
PENDAFTARAN
LOMBA
BERCERITA BAGI SISWA TINGKAT SD KE KABUPATEN CILACAP
TAHUN
2013
Nama Siswa : AHMAD SAWALDI AL QUDUSI
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Desember 2002
Jenis Kelamin : Laki-laki
K e l a s : V (Lima)
Asal Sekolah : SDN Karanganyar 03
Alamat Sekolah : Jl. Slamet
Riyadi No. 10 Karanganyar
Upt Disdikpora : Kecamatan
Gandrungmangu
Cerita yang Akan Dibawakan :
Judul : Petilasan Indrajit
Sinopsis :
Di desa Karanganyar terdapat tempat
yang di anggap keramat yang letaknya di daerah pengunungan di tepi jalan yang
berbelok-belok. Dalam kisahnya ratu Pajajaran mengutus senopati Dayaehluhur
untuk mencari makam kuda Sembrani. Kuda Sembrani adalah kendaraannya ratu
Trembini dari Nusakambangan. Tujuannya adalah bahwa ratu Pajajaran ingin nyekar
atau ziarah ke pemakaman kuda Sembrani. Adapun Pulebaas yaitu Putra ratu
Trembini yang jatuh cinta kepada putri ratu Pajajaran yang bernama Wengku Cipto
Roso. Akan tetapi sang putri tidak suka. Karena harus menikah dengan Pulebaas,
tetapi tidak suka maka putri Wengku Cipto Roso mengajukan permintaan dengan
maksud agar permintaannya tidak akan terkabul. Permintaanya adalah Pulebaas
harus menggelar kain putih sepanjang Pajajaran sampai Nusakambangan. Ternyata
permintaan putri Wengku Cipto Roso tidak dapat di kabulkan oleh Pulebaas.
Karena tidak ada kesepakatan lagi maka terjadi peperangan antara pasukan
Pulebaas dan balatentara dan putri Pajajaran. Banyak prajurit yang gugur dalam
pertempuran itu. Tapi ada salah satu prajurit yang masih hidup. Tetapi
pandangannya selalu kabur. Kadang melihat-kadang tidak. Kadang pula pandangannya
pecah-pecah. Kerena tempat itu terjadi Fenomena seperti itu maka tempat itu
dinamai Indrajit. Indra artinya Penglihatan atau pandangan sedangkan Jit
artinya pecah-pecah atau Kabur. Adapun tempat itu angker karena banyak prajuit
yang gugur dalam pertempuran itu. Sehingga banyak arwah mati penasaran.
|